Kamis, 14 Juni 2012

SEPEDAAN ke GRANDMA GARDEN

Hallo...balik lagi sama penulis gaje bin amatiran. Hehehe :D kali ini aku bawakan cerpen yang bertema agak komedi. Ya dikit sih, endingnya......baca aja sendiri. :p ueeeee. Tadinya mau aku posting cerbung, tapi takut malah gak nyambung kan bahaya. wakaka#ga agda yang nanya#
maaf kalo jelek :)
maaf kalo ga menarik ;)
maaf kalo gaje :D
Let's read, and hope you like it :)
C
E
K
I
D
O
T
GOOOOOO......................

Ternyata menulis cerpen itu asik & mungkin sudah menjadi hobi. Hmm, gimana ya? Kayaknya sih, menulis itu adalah bagian dari hidupku, menyatu dengan jiwaku, dan ikut mengalir bersama darahku. Cielah :D hahaha style’nya udah kayak sok-sokan penyair hebat. Beuuhh, ketinggian nih. Nanti kalau iya jatuh, pasti bisa bikin marem. Etapiii...bermimpi itu baiknya yang besar, biar nggak nanggung-nanggung lagi mungkin. Sukses unsukses urusan nanti, yang penting usaha dulu. You know kan, “man jadda wa jadda..” “siapa mau berusaha, pasti bisa..” oke sob? Udah ah, mainan katanya..nanti mbokan mendadak jadi ustadzah lagi . Aamiin deh. hehe.. kali ini bakalan jadi cerpen apa ya? Lagi ngebleng nih, no connect, signalnya mblegedregk. Mungkin menulis butuh 2-3 jam, tapi inspirasinya bisa sampai berhari-hari. :p
“ada yang jualan inspirasi ngga yah? Belinya sih dimana ?” celetukku yang imposibel.
“ning..nong..” bunyi hp menandakan sms masuk. Dari Nadia, temanku yang mencoba selalu tersenyum di balik rasa galaunya. Wuuiiih, galau? Emang nih kata ini lagi naik daun. Termasuk aku, suka juga ngomong kata ini. Biasalah, korban iklan, ya di syukuri saja.
“intan, halo? Ada kerjaan ga? Aku bosen nih, jadi BiTaJi..”
“Nadia, hai? engga ada kerjaan penting sih, kenapa? Btw. biTaJi maksudnya Bibi Tanpa Gaji? Hahah :D kesian amat Na, amat juga ga gitu banget.”
“hahaha, iya nih, jadi BiTaJi di rumah. Eh, Tan, sepedaan keliling kota yuk!”
Wah, sudah pasti gak ada alasan untuk menolaknya. Ya, lumayan lah, itung-itung buat mbakar lemak. Haha #adamaunya#
Kuajak teman-teman, dan ternyata tak begitu banyak partisipannya. Berapapun jumlahnya, capek ya di rasaskan bareng-bareng.


***Rencana yang Tak Terduga***
Pagi-pagi di tempat perkumpulan dimana rute perjalanan di diskusikan.
“kemana sih? Udah siap nih.” Tanyaku menggebu.
“ke pantai yuk?” sahut Nadia.
“hah? Gila loe!!! Pantai mana?” ujar ichez, temanku yang suka shock mendengar hal-hal yang mustahal. Eh salah, mustahil ding. Ya biar keren dikit gpp lah. Haha semaunyasendiri
“ke pantai pemilik nama karang nini aja mungkin. Gimana?” ucap tholib seenak jidongnya (?) wakaka :D temanku yang satu ini memang ajaib & bakal jadi tour guide’ku n teman-teman.
“woy, kalian masih pada waras kan?” sambung tere, temanku yang ikutan shock kayak ichez.
“setuju.” Jawab Alani singkat. Dia ini nih, yang paling semangit ikutan biking ini. Wahaha visss...merdeka !!!(wah kagak nyambung kan, emang ini penulis gaje banget, ya maklumlah kan masih amatiran :p)
Akhirnya, jadilah sepedaan ke Pantai Karang Nini berenam ples 2 sejoli Anisa Topik yang kayaknya lagi sama-sama gedebug lophe alias jatuh cintrong. Mwahaha
Mungkin, orang-orang akan gak percaya kalau denger kami biking sampe 40 km’an. Bolak-balik ya ada 80’an mungkin. Kata Nadia sih modal nekat bisa sampe pantai beneran. Pentingnya udah dapat ijin dari ortu n bisa selamet sampe rumah sehat wal afiat.
“GO............” gowes maksudnya. Hahaha ban sepeda sudah mulai berputar menaklukan jalan yang agak sepi karna masih pagi yang panjangnya gak tau ujungnya dimana. Baru juga berapa km dilewatin, nadia mulai dengan gurauan mautnya.
“tholib...berapa menit lagi ya, kita sampe?” celetuk nadia asal ceplos.
“aish, becandanya jelek. Sleketeph... :p” bicaraku ala makmur AAS.
“pertanyaanya ga ada yang lebih waow gitu? Ya sedetik lagi kita sampe. Di surga malahan. Noh ada bis, nabrak sono aja tuh. Wahaha :p” ucap tholib berhasil menoyor nadia. (?) nadia kalem. Semuanya tertawa membludagk. (?)
S
K
I
P
Separuh perjalanan yang asik & menyenangkan sudah dilalui. Kini sampai di rute yang membuatku dan teman-teman menahan ludah.
“aku bergidik, curam banget sih nanjaknya?” gumam ichez seperti ogah melanjutkan perjalanan, meski aku tau pancaran matanya yang sebenarnya ingin cepat sampai di lokasi.
“ini sudah separuh bahkan lebih. Pilihannya puter balik aman, atau lanjut berbahaya?” tanya tholib yang juga tak tega melihat tampang-tampang pasrah para ladies.
“tanggung, rasa capeknya akan terbayar oleh keindahan disana. Gimana? Lanjut?” kata tere mengusulkan.
Oke. Semangat mulai berapi-api lagi mengingat pesona apa yang akan kami nikmati di pantai.
SKIIIIIPPPPPPPPPPPPPP###
“Sungguh chez, mukamu dah memerah. Pasti karna dari tadi kepanasan. Eh, temen-temen, kita istirahat dulu.” Ucapku pada ichez dengan mencerna tatapannya yang kini tak lagi bersemangat & sedikit berteriak meminta istirahat.
Masih ada sekitar 10 km lagi alur yang menanjak, tapi ichez? Ngeliat matanya udah sayu, jalannya sempoyongan kayak kuda lagi patah tulang. Pokoknya gakuat ngeliatnya.
“kayaknya mendingan balik aja, kasian ichez udah lempoh kehabisan tenaga. Kalo lanjut terus, energi buat pulang malah abis. Gimana?” tanya tholib meminta pendapat.
“lanjut titik. Capek-capek nanjak kayak gini cuma buat balik tanpa tujuan?” sanggah alani menolak penuturan tholib.
“al, aku capek. Apa kamu ga bisa ngerasain itu, hah?” batin ichez seraya tertekan. Semuanya jadi bergumam membatin. (?)
Sepertinya ini dia konflik perjalanan yang berupa hutan dengan lereng yang curam & berkelok-kelok.
“sori chez, aku ga bermaksud ngebiarin kamu jalan terus sementara kakimu kini udah lemah.” Alani membatin minta maaf pada ichez atas gertakannya barusan menolak untuk pulang (?)
“aku juga capek kalee. Ichez udah lemes banget, aku yakin semuanya juga pasti lemes. Engga, aku ngga boleh cemberut. Aku harus tetap tersenyum agar tidak terlihat letih.” Gumam nadia ikut membatin(?)
Dari 6 ladies, kayaknya cuma aku sama tere yang masih bisa ngakak riang di tengah jalan. Wahaha #memuji diri#

S
K
I
P
(ini memasuki kata-kata yang tak biasa. Pelan-pelan membacanya, nikmati tiap kata yang mengandung makna. Mulai cerna tiap huruf yang membentuk kata, tiap kata yang membentuk kalimat & paragraf.) #udah kayak penulis apaan gitu ye? hahaha :p nih kata-kata juga dapet pernah mbaca di cerpen manaaaaa...gitu :p ohy, FYI...penulis suka yang puitis-puitis sama humoris atawa bertema komedi gitu :p *sayangnya gak ada yang nanyak*
Ceritaku masih panjang, yang belum tau akan bagaimana endingnya. Masih sekitar 3 km lagi. “ayo satukan semangat dan energi kalian untuk sampai di puncak perjalanan. Siapkan pujian untuk keagungan Tuhan.” Gumamku tersenyum dalam hati (?) memang keadaan sangat tidak bersahabat, yang memaksa kami terus mengeluh kapan & berapa km lagi kami akan sampai.
“yeee, pintu masuk sudah di depan mata. Kami sudah sampai. Ada sekitar 2 km lagi menuju pantai sih, tapi rutenya menuruni lereng, sudah pasti mengurangi beban menanjak dan, “Woooooooooo........aku seperti terbang. Hahaha ” semua berteriak sembari memelototkan mata fokus ke depan dengan tangan aktif memegang rem agar tidak kebablasan.
“awas, tikungan tajam paling berbahaya.” Ucap tholib dengan berteriak kancang agar terdengar oleh semuanya.
“GUBRAK....” salah satu tim kami terjatuh. Alani banting stang & menjatuhkan dirinya ke rerumputan. Atau lebih tepatnya ngradak mungkin. Hahaha :D.
“wahahap. Semua menahan tawa yang hampir lepas tanpa kendali melihat insiden itu. Aku ikut menimpali tersenyum kecil memandang alani yang sedang mendengus penuh kekesalan. Astaga, tidak seharusnya tertawa melihat teman sendiri kena musibah. Wujud perhatianpun mulai mulai muncul, dan alani bangkit dan bersyukur masih bisa melanjutkan alur yang kini tak lagi panjang. Alkhamdulillah, kebahagiaan mulai tampak. Aku tak menyangka sedang menginjakkan kakiku di tempat dimana sepeda kami di parkirkan.
“ayo duduk, isirahat saja dulu. Ke pantainya habis bedug dhuhur. Sekarang mending sholat dulu.” usul tholib.
“dijamak dengan ashar juga bisa kan? Lama dan panjangnya jarak yang cukup ukuran naik sepeda sudah memenuhi syarat sholat dijamak dan qasar.” sambung nadia.
SKIIIIIPPPPPPPPPPPPPP
***Balik ke Komedi***
“yeee...pantai I'm coming !!!”
hmm, perjuangan yang cukup membuat kami tersenyum tidak percaya.
“Int, bunda sms nih? Gimana dong balesnya? Aku gak bilang mau ke sini.” ucapnya tere menahan pipis takut jika dia pulang tidak di bukakan pintu (u,U)
“psssszzt...konflik lagi nih. Mestinya ijin dulu. Mau senang-senang jadi takut dimarahin gini kan?” gerutuku tersentak kaget (?)
“hmm, gini aja mungkin, bilang ke bundamu, bunda jangan marah yaa, tere lagi di karang nini...”
Tere sedang panik menunggu balasan sms bundanya, yang lain sibuk menjaili alani yang sejak tadi bungkam menggeram mengernyitkan jidatnya menahan benci akan sesuatu yang barusaja menimpanya. Nah ini nih, couple yang kalem banget. Anisa sama taufik. Deketnya ya, gak kebangetan lah, ada radiusnya pasti... :D
"adaaaaawwwwwww.........." kaki si pemilik nama anisa ini tergelincir jatuh ke pelukan Taufik. (?) Puncaknya terjadi ketika kedua mata mereka bertemu. (?)
"aduh, Pak Malaikat, jangan ambil nyawaku dulu dong...aku masih betah hidup nih.." gumam nisa membatin seraya dag dig  dug yang membuatnya merasakan jantung yang hampir copot (?)..."
(mbak, mas, entar kalo udah sadar dari lamunan, jantungnya dibawa sadar juga yak, jangan di tinggal ngacir gitu aje, entar kagak bisa mompa darah lagi baru tau rasa lu....:p)
"aduh, cantik............ko kamu................." batin taufik tersenyum miring. jiahahaha, kayaknya taufik keberatan tuh, nahan tubuh nisa yang bobotnya agak big. (plaaaakk#visss^menunjukan 2 jari membentuk V#penulisnya lebay :p#lupakan#ini cuma fiktif biar cerpennya agak waow gitu :p#jangan negatif thinking#oke sob?#pasti#pembaca kan baek#penulis nyoba muji biar gak kena jitak couple#couple jgm marah yak, penulis gak bermaksud#okey#terimakasih#silakan lanjut baca :p#)
satu detik, dua detik, tiga detik...(udah woy, mbabro, masbro...keasikan nih, bukan muhrim tau... :p)
sedang asiknya melihat pemandangan yang tak setiap hari ada, pekikan tere berhasil membuat semua terkejut menyadarkan 2 sejoli yang lagi gedebug lophe ini.
“hah? Keajaiban. Bundaku gak marah. Aiash, aman sekarang. Kagak perlu dipikirin lagi. LET'S HAVE FUN...!!!” teriak tere bernafas lega. Agak pengang sih, tapi bersyukur. Akhirnya...hmm.
"ahh, tere, ganggu aja. Belon dijepret nih, kan sayang... haaahhh" gurau ichez manyayangkan usahanya yang gagal hendak mengambil gambar tak biasa ini.
Kedua pasangan ini hanya tersenyum salting sembari menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal (?) Sedangkan tere hanya menampakan senyum penuh kemenangan tanpa memedulikan keadaan sekitarnya.


Subhanallah, di tempat ini benar-benar memaksa kami memuja akan kebesaran Sang Khalik. Sudah pasti kita tidak akan menyiakan kesempatan ini dengan mengabadikan momentum sebagai kenang-kenangan akhir sebelum tiba perpisahan sesungguhnya yang menyakitkan.
S
K
I
P
Lagi-lagi sang waktu menguasai kami untuk tidak berlama-lama di pantai yang sarat keriangan ini. Keluarga kami di rumah sudah menanti cerita yang akan kami urai. Namun, tak bisa di bayangkan jika harus melalui rute perjalanan berangkat. Dan lagi lagi lagi, aku harus melihat pemandangan yang sepertinya tak layak jika aku berdiam saja. Najak lagi nanjak lagi. Capek.
Alkhamdulillah, Allah Maha Bijaksana menuntun orang baik yang membawa kami menuju rumah dengan cepat, dan orang baik itu adalah....
bundanya tere. Tidak pernah terduga akan seperti ini. Segera kami menaiki carry & berlalu. Terimakasih Ya Allah, semoga kau berkenan membalas segala jasa orang-orang yang begitu baik menolongku dan teman-teman.
GOOD BYE GRANDMA GARDEN... eh, ...? hahaha, Karang Nini dalam versi English.
“inspirasi itu tidak bisa di beli. Dia datang dengan sendirinya, tanpa aku mencarinya barangkali.”
kuhabiskan cerpen ini dengan ungkapan bahagia. Ya gini ending ceritaku...:p
Dari novel Nina Van Coupen yang pernah kubaca, akhirnya matahari hari ini tenggelam lebih cepat membawa kami kembali ke dunia kami yang sebenarnya.


# hah? Selesai? Udah abis nih, gimana dong?
KABUUUURRRRRR......:D aduh, penulisnya mulai sarap nih. Waawawawa, na'udzubillah, amit-amit jabang ...uwoouwoo uwoo... apaan lagi nih? Aduh, makin ngaco lagi...parah parah :P
"awas lampu merahhhh...." jiaakh, penulis main trabas...
"brenti ...woy...entar di tangkep polisi lu....:p " tuh kan, kagak bisa mandeg nih penulis. Makin kacau nih ngomongnya, jadi lepas landas, eh...? lepas kendali ding.. maksudnya gitu :p
wahhh, dikejar-kejar polisi beneran gara-gara nrabas lampu merah.
"woyyyy.....STOOOOOOOOOOPPPPPPPPP. " okeh, babay... ;)

Hahaha... :) makin ancur yak? Maaf, kan masih amatiran (jadi alesan terhebat#plaaakkk#)
okeh, jangan lupa tinggalkan jejak, like dulu baru komen :p

#nah...!!! udah kan? oke, para pembaca yang penulis sayangin, yang gue cintain, and aku banggain juga, serta kula entos-entosi like'ipun...bantuin ane dong, promotin cerpen ini yuahhh (yang mbaca mulut agak nganga dikit :p)
kalo yang nge'like banyak, penulisnye jadi seneng and berflower-flower... :p ihiiiy..yoyoyooyy :D Tau gak sih loeh? mbikin orang seneng kan pahala ye ;) ...? ahihi, @penulis banyak maunya@ plaaakkkk....kena jitak beneran gara-gara gak mau diem#
okedeh oke...!!! NIH ... SEKARANG GUE KALEM. PUAS LOE??? (tatapan membunuh)
Ekhhmmm, satu kali lagi...beneran deh, gak bo'ong...serius :p
"LOE...
GUE...
GABAKALAN END. Titik." (sekarang ganti style ala ngomongnya wendi cagur yang mulutnya agak di miring-miringin sama mata yang merem melek) hihihi :p #penulis jadi korban televisi#