Kamis, 21 November 2019

November!

Dear Intan,

Kenapa murung, sayang? Kuperhatikan akhir-akhir ini kamu tampak bergembira. Ya, wajar saja. Kudengar, kamu sudah ada yang menaungi setelah kamu menangis meraung-raung di hadapanku pascawisuda yang lalu.

Kenapa masih murung, sayang? Toh kamu tetap tinggal di kotamu yang nyaman meskipun belum di kota yang kamu impikan. Setidaknya, kamu dekat dengan orang-orang terbaikmu di kota itu. Kalau kangen orang tua, tinggal pulang kan bisa.

Kenapa masih juga murung, sayang? Bukankah satu per satu mimpimu sudah kaugenggam. Aku terharu, benar-benar terharu saat umi menangisimu setelah mendengar kabarmu diterima di salah satu sekolah negeri bergelar adiwiyata. Lebih terharu lagi saat umi bercerita kalau buah dari usahanya mendoakan kebaikan untukmu, didengar dan dikabulkan Tuhan. Bersyukurlah, kamu memiliki ibu seperti dia. Kasih sayangnya tulus tak berbayar. Setiap katanya tak hanya cinta tetapi juga doa.

Intan, sayangku, kamu masih juga tampak gulana. Apakah kamu masih ketakutan menghadapi tua? Tolong, jangan begitu. Itu artinya kamu tidak menghargai usia. Ironinya, itu sama dengan kamu tidak bersyukur atas nikmat hidup yang Tuhan berikan. Aku tahu daftar keresahanmu bukan semakin berkurang malah semakin bertambah. Itu semua karena kamu terlalu idealis dalam menjalani hidup.

Tidak semua orang di dunia baik. Ada kalanya kamu harus berhadapan dengan orang jahat. Kamu pernah dilukai, aku tahu itu. Kesalahanmu adalah kamu hanya diam saja. Seandainya kamu melawan dengan humanismu, kejahatan yang sama mungkin tidak akan terulang. Tidak apa-apa. Sejujurnya kamu sudah melawan, walaupun hanya lewat jalan sunyi. Doakan saja kebaikan bagi mereka, jangan menghakimi.

Intan, kebanggaan umi, juga kebanggaanku, kamu masih ingat kan, isi suratku buatmu ketika kamu menanggalkan singgasana dua satu? Beberapa darinya sudah kamu lakukan. Terus lakukan, kalau bisa harus lebih baik. Satu saja tambahan dariku di momen yang seharusnya membahagiakanmu: jangan malas berpikir. Kamu kira setelah jadi sarjana semuanya jadi lebih mudah? Tidak sepenuhnya benar. Tetap skeptis, jangan terlalu sering mengeluh dan sedikit-sedikit baper yang berpotensi melemahkan. Percayalah, otak dan hatimu diciptakan Tuhan untuk bekerja lebih dari itu. Tetap jadi dirimu ya, Int. Sayangi mereka (orang-orang yang ada di hatimu) sebagaimana mereka menyayangimu. Pun, sayangi aku sebagaimana aku sayang padamu.

Intan, my mind, life is just a bowl of cherries. Sometimes it's filled by worries. Don't be afraid. When things go wrong, just be strong. If one day you lose your way, just remember that i'm here to stay. Don't you give up. Keep your chin up. And be happy. And alsoo, for a wise man who always listen and understand your deepest and random thought, dont be forget to giving thank you. I cant wait to hear your rollercoaster and random life stories in the future. At the end, happy 21st November, happy birthday!

Love, your mind.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar