Sabtu, 14 Desember 2013

Yuk, Berhijab !



Malam telah hilang, dan pagi telah menyapa dengan segala tingkahnya yang membawa keriangan. Kicau burung terdengar di sana sini seiring mentari yang mulai menyusup ke celah-celah ruang kelasku yang cukup besar. Kelasku yang baru, rumah kedua yang kuharap ramai dan menyenangkan. Cosin one.
Sadar maupun tidak, aku sudah berhasil melewati rangkaian proses yang cukup panjang. Tidak terasa aku sudah duduk di bangku puncak perjuangan di esema. Aku semakin dekat dengan kelulusan. Belum ujian

Syukur, Doa dan Terima Kasih


Terima kasihku yang pertama kutujukan pada Rabbku, Allah SWT. Yang masih berkenan memberiku kesempatan menghirup nafas hari ini secara gratis.
Terima kasihku yang kedua kutujukan pada ibuku sayang, umi yang kali pertama ngucapin milad padaku.
Terima kasihku yang selanjutnya buat Kiki, akhwat pertama yang ngucapin milad setelah ortuku. Terima kasih, masih ingat dengan hari ini. Tidak lupa yang menyusul setelahnya, maaf tak bisa kusebutkan satu per satu karena terlalu banyak.
Kemudian terima kasihku buat teman-teman sekelasku, regita, maya, yanti, dewi, dita, dan lain-lain, Titis

Jumat, 23 Agustus 2013

Sang Inspirator



Kesunyian malam nyaris lenyap. Tiba saatnya Sang Surya yang berkuasa.  Pun mentari pagi mulai menembus celah-celah jendela di ruang tidurku dan memaksaku untuk bangun. Kali ini aku tak bisa menghindar, aku menyerah. Aku memang harus bangkit dari kasurku yang lumayan empuk. Terlihat remang-remang waktu menunjukan pukul lima pagi. Lekas aku beranjak mandi dan melaksanakan kewajiban. Ohya, nyaris terlupa. Kata orang tuaku, namaku Nadia. Aku merasa bahagia dikelilingi orang-orang yang baik selalu kepadaku. Aku sangat beruntung memiliki dua orang terkasihku, ialah ayah dan ibu yang aku yakini mereka tidak pernah lupa menghadirkan namaku dalam setiap doa mereka. Juga kakak yang selalu setia

Imaji Liar 21



Mentari pagi mulai menembus celah-celah jendela di ruang tidurku dan memaksaku untuk bangun. Tak bisa kuhindari, aku memang harus bangkit dari kasurku yang lumayan empuk. Jam wekker di meja belajarku juga sudah berbunyi beberapa kali. Terlihat jam dinding di ruang tidurku menunjukan pukul enam pagi. Aku telat menyapa seruan Tuhanku. Berulang kali kuucapkan kalimat istighfar memohon ampun pada Tuhanku atas kekhilafanku dan segera melaksanakan kewajiban sholat subuh.
Namaku cukup singkat. Sebut saja Acha. Aku adalah salah satu keturunan keluarga Gates. Yang

Senin, 05 Agustus 2013

Orasi Calon Ketua Osis SMA Negeri 1 Kedungreja

Berikut di bawah ini adalah contoh pidato atau kerap juga disebut orasi ketika aku menjadi salah satu kandidat ketua OSIS SMA Negeri 1 Kedungreja periode 2013/2014. Yap, itu nama sekolahku. Tepatnya berada di Jalan Raya Tambaksari Tromol Pos 212 Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap. Buat kalian yang mau mencalonkan diri menjadi ketua OSIS jangan galau memikirkan orasi untuk mengkampanyekan dirimu. Manfaatkan media yang ada Sob. Yang paling canggih sekarang ini ya apalagi kalau bukan internet?

Ketika hidayah datang, genggam!



Pukul enam tiga puluh di terminal  bus sidareja masih diselimuti kabut yang cukup tebal. Terbukti dengan melihat apa-apa yang ada di depan akan tampak samar. Tak seiring suasana yang seharusnya masih sepi. Orang-orang telah ramai dengan berbagai cuap-cuap mereka menanti keberangkatan bus menuju beragam tujuan masing-masing. Gemuruh suara para calo terdengar nyaring sampai di telinga. Menawarkan jasanya kepada para calon penumpang bus. Rata-rata dari mereka berwajah sangar dengan jenggot tipis

Jumat, 14 Juni 2013

Cintaku Bersemi di FesBuk

Nazril Azzam adalah namaku. Sebut saja Azzam. Aku terlahir dalam keluarga yang sederhana. Aku terlahir sama seperti anak lainnya. Memiliki dua mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, mulut untuk bicara, hidung untuk bernafas, kaki untuk berjalan, dan masih banyak lagi karunia yang Tuhan anugrahkan kepadaku. Satu hal yang tak ternilai bagiku adalah sosok keluarga dan sahabat. Ya, mereka adalah sebagian dari ragaku, harapan dari mimpi-mimpi kecilku, dan sebagai senyum semangatku. Aku sangat beruntung, punya ayah dan ibu yang selalu membimbingku, adik yang selalu menemaniku berkelahi, dan dua sejoli sahabatku, Dani dan Rifa yang baik selalu padaku. Bersama mereka adalah surga bahagiaku. Tapi, ngomongin ceritaku tanpa cinta itu ya, nggak asik dong ! Etapi..kini aku tak begitu memikirkanya, setelah masa lalu yang kurasa tak perlu untuk diungkit kembali. Gadis yang dulu aku anggap belahan jiwa ternyata aku salah. Hmm, mungkin. Beruntungnya aku punya dua sahabat yang baik yang mampu mambuatku tetap semangat.
"Tenang, Zam, Keke pasti nyesel ninggalin kamu." ucap Rifa.
"Iya Fa, aku ngak papa kok." jawabku tenang.

Cerpen Pertama



Oik Cahya Ramadhani adalah nama lengkap dari sosok pecinta sastra di sekolahnya. Sebut saja Oik. Ia adalah salah satu siswa di SMP terfaforit di kotanya. Dan menulis adalah salah satu dari sekian banyak hobi yang ia suka. Sepertinya ada sedikit kemungkinan untuknya jadi seorang penulis.
Ia juga punya kekasih yang sangat perhatian dan selalu menerimanya apa adanya, yaitu Obiet Panggrahito..baginya, Obiet adalah bagian dari hidupnya. Selain pangeran, ia juga memiliki sahabat yang baik selalu padanya, yaitu Ify dan Rio. Mereka berempat  bersahabatan sudah cukup baik bak kancing & baju yang nyaris tak terpisahkan. Rio sudah sepasang dengan Ify, sedangkan ia dengan Obiet. Lengkaplah kebahagiaan gadis yang kerap disapa Oik. Kemanapun, mereka sering jalan bersama.
***

Selasa, 26 Februari 2013

Pelantikan Terkesan



Lagi-lagi sang pagi menampakkan ronanya yang kurang membawa semangat. Awan yang putih mempesona, kali ini diselimuti mendung menjadi abu-abu kusam. Langit tempatku bermimpi seperti hendak runtuh. Tetapi suasana yang seperti inilah yang aku harapkan selama aku berada dalam perjalanan sebuah proses. Aku adalah seorang pelajar setingkat eS-eM-A. Tepatnya disebuah kota yang merupakan kawasan terluas di Pulau Jawa. Ialah Kabupaten Cilacap. Lebih spesifiknya Kecamatan Kedungreja. Tepat sekali, disanalah aku duduk sebagai pelajar. Sebut saja Intan. Aku punya habi menulis. Hahaha :) sayangnya, tulisanku itu semakin hari semakin gaje alias gak jelas. Itu sebabnya aku dijuluki sebagai penulis gaje bin amatiran.

Long Distance

Pagi yang kelam menandakan cuaca yang tak bersemangat. Seorang gadis periang mengendarai motornya menuju sekolah barunya. Baru saja ia menuntaskan pendidikannya di SMP, kini ia melanjutkan studinya di SMA SEMAKIN JAYA. Sahabat yang masih terus digandengnya sejak ia masih duduk di bangku SD adalah Agni. Sedang dia sendiri, sebut saja Acha. Nama asli dari Acha Ramadhani, sosok idola ketika ia duduk di bangku putih biru. Yang ia yakini, ia telah menjadi remaja seutuhnya. Tidak bisa jika dikatakan anak-anak lagi. Terlalu sempit kalimat ini jika diucapkan. Gadis pintar dan cantik ini masih bertahan dengan style nya yang sederhana. Itulah yang membuat orang lain kagum terhadapnya.
“Cha, kamu dicari oleh Bu Winda.” Ucap Agni, sahabat sejati Acha.
“Bu Winda? Ada apa ya?” sahut Acha dengan tatapan sangsinya.