Oik Cahya Ramadhani adalah nama
lengkap dari sosok pecinta sastra di sekolahnya. Sebut
saja Oik. Ia adalah salah satu
siswa di SMP terfaforit di kotanya. Dan menulis adalah
salah satu dari sekian banyak hobi yang ia suka. Sepertinya ada sedikit
kemungkinan untuknya jadi seorang penulis.
Ia juga punya kekasih yang sangat perhatian dan
selalu menerimanya apa adanya, yaitu Obiet Panggrahito..baginya,
Obiet adalah bagian dari hidupnya. Selain pangeran,
ia juga memiliki sahabat
yang baik selalu padanya, yaitu Ify dan
Rio. Mereka berempat bersahabatan
sudah cukup baik bak kancing & baju yang nyaris tak terpisahkan. Rio sudah
sepasang dengan Ify, sedangkan ia dengan
Obiet. Lengkaplah kebahagiaan gadis yang kerap disapa Oik. Kemanapun,
mereka sering jalan bersama.
Sore ini waktunya untuk balajar kelompok. Meski
mereka sering jalan tak jelas, tapi mereka tetap
rajin belajar. Begitulah komitmen mereka
agar prestasinya tak jatuh. Minggu ini jadwalnya di rumah Oik. Obiet
datang sendiri, lalu Rio dan Ify atau lebih dekat dengan
sebutan RiFy menyusul. Belajarpun
dimulai. Obiet adalah guru gratis bagi Oik dan lainnya. Pintarnya
luar biasa yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Begitu
semangat pemuda itu mengajari gadisnya dan lainnya juga. Tapi
gadisnya justru asik dengan penanya
untuk menulis cerpen. Obiet mengetahui apa yang sedang gadisnya lakukan di
tengah suasana belajar. Sebuah gertakan dengan manja Obiet berhasil mendarat di
telinga gadisnya,
“Oik, penanya diletakkan dulu yaa.” Ucap Obiet dengan
lembut seakan bukan lagi menggertak, melainkan memperhatikan belajar sang
gadis yang hobi menulis itu.
“iya mister.” Jawab sang gadis kaget. “Ternyata
Obiet mengerti bahwa aku tidak memperhatikannya.”
Lanjutnya dengan berbisik dalam hati.
“ekkhhhm...” ledek Ify menyaksikan dua
sejoli sahabatnya yang begitu bersahabat.
***
Belajar telah usai. Sekarang
saatnya berbincang sambil
menikmati hidangan yang sudah Oik persiapkan sebelumnya. Obiet dan Rio asyik
dengan aktivitas gamenya. Sementara Oik dan
Ify tampak seru membicarakan seputar coretan pena Oik.
“If,
ada info majalah terbaru enggak?” tanya Oik
pada Ify.
“Enggak tuh, mendingan tulisanmu itu
di posting di FaceBook saja ik. Ngutak-atik FaceBook kan juga salah satu
hobimu…hehe” gerutu Ify.
“Benar juga yaa..! Okedeh.”
Balasnya girang tak sabar membuka gadgetnya.
“Eh..eh..enggak boleh, nanti lah,
kalau kita sudah pada pulang. Serius amet si!”
ucap Ify ketus.
“O..iya..maaf..hehe.
semangat banget sih!” cengir Oik dengan wajah tanpa dosa.
”Hmm…betah
ye, Obiet? Punye pacar kaye elu ik. haha..,”
ledek Ify berhasil menoyor sahabatnya yang satu itu.
“Enak saja kamu,
If..aku kan anak baik
:p ueeee” sembur Oik membalas toyoran Ify.
Di
tengah suasana saling ejek antara Oik dan Ify, Rio dan
Obiet muncul bergabung dengan gadisnya.
”Lagi
ngomongin Obiet ya?” celetuk Obiet penuh percaya diri.
“Uu, Ge-eR
banget, ngomongin gue pasti” sahut Rio yakin.
“O,o kalian semua yang Ge-eR,
kita sedang membicarakan cerpen Oik kok..ueee :p”
toyor Ify kepada dua orang pemuda yang kali itu tepat
berada di hadapannya.
“Yah..malah cerpen. Obiet dipikirin, Ik,
baru kalah versus Rio sang juara..wkwk” ledek Rio.
“Eh..enggak, tadi itu
cuma kebetulan saja. Lihat besok ya, Obiet pasti menang.”
Ucap Obiet tak mau kalah.
“Sudah-sudah..Yo,
balik yukk..! Biet, mau barengan kita enggak?” Tanya Ify.
“Oke, kalian depan,
aku menyusul.” Ucap Obiet yang mulai
memakai helmnya. Mereka segera pamitan pada Oik
dan beranjak pulang.
“Hati-hati
ya bebz..” teriak Oik pada pemudanya, Obiet.
***
Hari
telah berlalu. Gadis pecinta sastra masih dengan pena di
jemarinya yang mengasyikkan. Sampai-sampai ia tak menyadari deringan ponsel yang tak
terlalu keras pertanda ada message dari Obiet
berdentum berkali-kali.
Ini
pesan pertamanya, “hai manis..”
Ini
pesan kedua, “Oik…”
Ini
pesan ketiga, “ik….”
Ia sama sekali tak mendengar ponselnya
berbunyi. Ia benar-benar sedang
serius di meja belajarnya dengan pena di tangannya.
Ia menghiraukan semua yang ada di sekitarnya, kecuali selembar kertas
berisi kerangka cerpennya yang pertama. Dan dering
sebuah pesan dari Obiet yang keempat dan terakhir yang
juga ia hiraukan begitu saja.
“Ik..aku paham
kamu sekarang pasti sedang asyik dengan cerpenmu itu sehingga
sama sekali tak membalas pesanku. Aku lelah, Ik, dengan sikapmu yang seolah tak
memperhatikanku seperti dulu. Kamu sudah hidup dengan
duniamu yang baru, dengan cerpenmu. Kamu bukanlah Oik yang aku
kenal dulu.”
Ia sama sekali tak merasa gundah dengan isi pesan
Obiet. Cerpen pertamanya telah
selesai. Besok adalah hari bahagia Oik,
tepatnya berusia lima belas tahun. Harapannya, Obiet adalah
orang pertama yang membacanya.
***
Ternyata, keesokan hari yang
tak terduga. Tampak Obiet begitu
sinis memandang gadisnya. Sepertinya dia serius
dengan omongannya semalam. Ia mulai cemas dengan sikap Obiet.
Bel
sekolah berdentum pertanda waktu istirahat dimulai. Seperti
biasa, Obiet dan Rio selalu stand by di lapangan basket. Oik
menghampirinya bersama Ify.
“Obieeeetttt…” teriak sang gadis bersorak memberikan semangat.
Sejenak Obiet menghentikan permainannya dan
menoleh kearah gadisnya. Oik
tersenyum padanya bertujuan ingin meminta maaf. Dilemparkannya bola
basket yang sedang berada di tangannya dan
sukses mendarat di jidat Rio.
“Aduh..loe gila ya, Biet..!
Temen sendiri elu timpukin bola.” Rintih Rio kesakitan.
Mood
Obiet seketika berubah setelah melihatku dan beranjak pergi meninggalkan semua
yang ada di lapangan basket. Ify dengan cepat membantu Rio yang
meringis terjatuh kesakitan dan berkata padanya.
“Obiet kenapa sih, Ik? Kalian sedang tak baik?”
Tanya Ify.
“Semalam aku menulis cerpen dan aku tak sadar kalau Obiet
mengirim pesan , tapi karena sudah larut
malam, ya tak aku
balas. Aku pikir dia aka, If.” Ujar Oik dengan wajah penuh
dosa.
“Pantas saja, Ik, kamu yang keterlaluan
sih..! Cerpen terus yang dipikirkan.
Sampai lupa sama pacar sendiri.” Kata Rio menyalahkanku.
“Aku tak yakin kalau akan
seperti ini.” Jelasnya tampak memelas.
“Aduh, Ik? Kenapa masih
disini? Cepat kejar Obiet dan minta maaf.” Suruh
Ify yang tak tega melihatku.
Segera ia berlari mengejar Obiet. Akhirnya
sampai. Ia berhasil menghentikan langkahnya.
“Obiet.. Oik minta maaf ya, Oik harap Obiet mau memaafkan Oik.” Ucap sang gadis lirih dengan
nada meminta.
“Pengertian Obiet juga ada batasnya, Oik..!”
jawab Obiet.
“Dengarkan Oik dulu, Obiet.. Sebenarnya cerpen Oik
itu…” kata Oik terputus oleh Obiet.
“Apa? Sudahlah, Oik.
Lupakan saja.” Ucap Obiet sembari pergi.
Obiet yang dipenuhi amarah, tak memperhatikan
sekelilingnya. Tampak jelas sebuah mobil melaju kencang dan
sukses membuatnya, “BRAAAKKKK”
“Obiiiiieeeeetttt…….” Teriak Oik
tak percaya bahwa ia telah gagal menyelamatkan pemudanya dari
insiden itu.
Rio dan Ify pun ikut kaget. Segera menolong
sahabatnya dan membawa Obiet ke rumah sakit. Oik
merasa sangat bersalah. Bunda Obiet langsung datang dengan
raut yang harap-harap cemas mendengar putranya
kecelakaan.
“Oik, bagaimana keadaan Obiet?” Tanya beliau pada Oik
yang kali itu berada di depan ruangan Obiet dirawat.
“O..o..Obiet…?” Ia
tak kuasa mengatakannya.
Tiba-tiba dokter yang
dinantikan orang-orang yang khawatir dengan keadaan Obiet menampakkan
diri di sekeliling keluarga Obiet.
“Bagaimana
keadaan putra saya, Dok?” Tanya mambundaa
Obiet histeris.
“Obiet, masih kritis, sekarang dia masih koma.” Ucap
dokter.
“Obiet.. maafin Oik..!” teriak Oik
dalam hati dipenuhi penyesalan yang belum juga berujung.
“Sabar ya, Ik.” Ucap Ify mencoba menenangkan
sahabatnya.
“Hari ini adalah hari ultahku, apakah ini hadiah
yang Engkau berikan Tuhan..?” tanya Oik dalam hati.
***
Sudah genap dua hari Obiet belum
juga sadar. Sampai akhirnya bunda Obiet berkata pada Oik,
“Kata dokter, waktu Obiet sudah tidak lama lagi. Kamu harus
ikhlas.” ucapnya.
“Tante jangan ngomong gitu dong, Tan..!” balas Oik tidak terima.
“Obiet sering cerita ke tante tentang
kamu. Dan terakhir, dia menitipkan ini pada tante.”
Beliau memberiku sepucuk surat dari
Obiet. Seperti inilah isinya :
“Oik, Obiet minta maaf ya, Obiet belum bisa menciptakan
kebahagiaan buat Oik. Yang Oik perlu tahu, Obiet mencintai
Oik lebih dari yang Oik kira,
perempuan yang pernah ada dihati Obiet cuma dan
hanya Oik. Seandainya ada yang lain, Obiet pasti akan memilih Oik. Suatu saat,
Tuhan akan pertemukan kita di surga.”
Begitulah
pesan terakhir Obiet yang kubaca perlahan di taman rumah sakit dimana Obiet
dirawat. Kemudian ia teringat, sebuah
kata bijak seorang penyair ternama, Kahlil Gibran,
“Hal
yang paling menyedihkan dalam hidup adalah ketika mereka tidak
menghargai orang yang mencintai mereka dengan sepenuh hati, sehingga mereka kehilangannya. Dan pada saat
itu, tiada guna penyesalan karena
dia sudah tidak berkata lagi, & mereka harus
membiarkanya pergi.”
Kejadian ini cukup membuat Oik
sadar, bahwa ia terlalu egois. Tiba-tiba terdengar suara Obiet
memanggil gadis yang dipenuhi kesenduan itu.
“Ah..tak mungkin. Obiet masih
belum juga sadar.” Pikirnya mereka-reka tak yakin.
“Oik…” suara itu kembali terdengar begitu
jelas di telinga Oik. Ia mencoba menghapus air matanya dan menoleh kearah belakang.
“Obiieeettt….” Teriak Oik
girang melihat Obiet sehat-sehat saja.
“Jadi….yang di ruang itu…?” Tutur Oik
menggantung kebingungan.
“Bukan siapa-siapa, Ik, itu hanya akal-akalan
Obiet saja kok.” Jelas Rio.
“Ahh….jahat. Tega banget sih kalian semua
sama aku!” Ucapnya dengan nada tinggi.
“Obiet minta maaf, Obiet
sebel, kalau Oik egois gitu. Obiet ingin Oik yang dulu. Jadi
maukan memaafkan Obiet?” ucap
Obiet sedikit meminta pada Oik.
Oik
setuju. Ia sangat berterima kasih pada mereka yang menyadarkannya
betapa pentingnya kebersamaan.
***
Menulis memang hobi sang gadis. Dan
menjadi penulis adalah sebagian kecil dari mimpi-mimpinya. Tapi ia
sadar, menulis bukanlah segalanya. Ia masih punya orang-orang yang menyayanginya yang juga memerlukan
perhatiannya. Tanpa dukungan mereka, ia bukanlah apa-apa.
Segera Oik mengambil cerpennya
dalam tas dan menunjukkannya
pada Obiet.
“Obiet, this
is my first short story. All about us.
And I want, you’re the first reader’s. Hope you like it.”
cerita panas & sex
BalasHapussex panas cerita
cerita cerita seru panas
cerita panas hot
cerita panas & hot
cerita yang hot
cerita xxx cerita hot
cerita panas hot dewasa
dewasa cerita hot
cerita paling hot dewasa
cerita panas yang hot
cerita hot dengan
cerita hot paling hot
cerita hot dewasa panas
hot cerita panas
cerita cerita hot dewasa
cerita hot dewasa sex
foto hot cerita
cerita hot dan seks
seks cerita hot
hot seks cerita
tante cerita hot
cerita cerita hot seks
sex hot cerita dewasa
cerita cerita seks hot
dewasa hot cerita
cerita hot yang paling hot
cerita hot yang panas
wah, ini maksudnya apa ya?? :D
Hapus