Dear my young brother and sister.
Adik-adikku yang baik, hari-hari di kampus dengan seragam putih
abu-abu kian hari kian dekat untuk ditanggalkan. Tidak bisa kita ingkari
bersama bahwa jatah hidup siswa kelas dua belas memang hanya terhitung sekitar
delapan bulan. Setelah itu, kalian akan memilih lagi untuk melanjutkan ke
pendidikan tinggi, atau mungkin ingin belajar di lembaga informal layaknya
kursus, atau dengan berbagai keadaan sehingga tidak bisa melanjutkan. Yang
pasti, jangan terlalu terburu untuk belajar menjadi seorang suami atau isteri
ya?? hehehe, perjalanan kita masih cukup panjang untuk membuat
perubahan-perubahan besar bagi bangsa ini.
Untuk adik-adik yang sedang dirundung kegalauan mengenai
bagaimana kehidupan setelah esema, jangan bersedih hati. Yakinlah bahwa kalian
tidak sendirian. Aku menyadari kegelisahan kalian, karena aku sendiri
pernah
mengalaminya. Dan tidak menutup kemungkinan, apa yang terjadi padaku, bisa jadi
terjadi juga pada kalian, adik-adik terbaik.
Bingung setelah esema mau ngapain? Sama, saya dulunya juga
begitu. Hehehe
Pingin kuliah tapi
kuliah apa? Di mana? Aku juga bingung sebenarnya apa yang sesuai dengan
passionku? Ngomong-ngomong, passionku apa ya?
Pingin kuliah, tapi
ekonomi keluarga sedang tidak stabil? Fluktuatif seperti gunung dan lembah?
Don’t panic!
Pingin kuliah, tapi
takut tidak bisa menyesuaikan diri? Atau takut IP rendah? Atau takut akan
tuntutan-tuntutan?
Pingin kuliah, tapi
takut ketemu orang-orang jahat? Takut tidak bisa mawas diri? Takut salah pilih
teman? Takut terjerumus ke jurang kejahilan? Takut tidak bisa mempertahankan
iman?
Yeah, kalau kalian berpikiran semacam itu, sangat berlebihan
TAHU!! Dan tahukah kalian, bahwa aku dulunya juga seperti itu. Hendak melakukan
kebajikan, terhalang oleh kata “tapi”. Sadar maupun tidak, tetapi semua itu
sudah berlalu.
Adik-adik tidak salah jika berpikiran demikian. Aku katakan sebagai
kalimatku sendiri bahwa hal itu cukup lumrah jika benar terlintas dalam benak
adik-adik. Baiklah, kita bahas satu per satu ya..
Kalau adik-adik bingung pingin kuliah tapi mau kuliah apa,
itu wajar. Jangan sibuk mencari PTN dulu. Sibukkan diri dengan mencari
karakteristik yang kamu miliki. Apa
passionmu? Itulah salah satu jawaban dari pertanyaan “mau kuliah apa?” What is the meaning of passion? Untuk
penjabaran secara etimologi, aku kurang tahu juga sih, tetapi intinya, passion
itu suatu kegiatan yang kalau kamu lakuin itu tidak pernah bosan. Umumnya
seperti hobi. Hobi yang produktif tentunya. Bukan sekadar mendengarkan musik
atau bernyayi-nyayi ria di ruangan bergema berukuran 1x1 meter persegi yaa. Tahu
kan maksudnya? Hehehe
Kamu punya kesenangan bukan? Ya itulah passionmu. Barangkali
ada yang suka masak, atau suka wirausaha, suka ngajarin teman-teman pelajaran
matematika, suka nulis, suka bongkar pasang mesin dan lain-lain. Itulah yang
aku maksudkan sebagai hobi yang produktif. Bisa menghasilkan.
Mulai detik ini, jangan kelamaan berpikir, tentukan apa
passionmu. Kalau masih juga bingung, jangan panik, solusi mencari passion itu
cukup sederhana, yakni “Berani Mencoba”. Jangan takut gagal. Namanya percobaan
ya wajar saja kalau belum berhasil. Sudah tahu cerita heroik sekaligus
mengharukannya Om Thomas Alfa Edison bukan? Aku anggap sudah tahu saja ya?
hehehe
Lakukan sesuatu SEKARANG, nikmati, kalau masih saja merasa
bosan, cobalah mencari kegiatan yang lain. Cari aktivitas yang sedikit menyita
waktumu. Yang ketika mau tidur saja, aktivitas (yang selanjutnya disebut
passion) itu masih melayang-layang di benakmu. Itulah yang besar kemungkinan
akan membawamu pada puncak kesuksesan. (InsyaAllah)
Setelah tahu apa passionmu, barulah berpikir soal PTN mana
yang hendak kamu jadikan instansi yang berkenan mencantumkan namamu dalam
daftar nama mahasiswa. Mulailah mencari PTN yang di dalamnya ada program studi
yang bisa mengembangkan passionmu. Cari PTN yang bisa menjadi penyalur ide-ide
kreatifmu. Misalnya, kamu suka bongkar pasang mesin, maka sewajarnya kamu
mencari PTN yang menyediakan fakultas teknik yang di dalamnya terdapat jurusan
teknik mesin. Selain mencari PTN yang ada
jurusan yang kamu minati, pertimbangkan juga, bagaimana akreditasinya? Itu juga
penting karena dalam hal prospek kerja, akreditasi almamater (ibarat) bisa dijadikan
pintu gerbang untuk lulus bekerja di instansi baik resmi maupun nonresmi.
Kalimat sebelumnya ini (yang dicetakmiring) khususon buat adik-adik yang
berorientasi pada prospek kerja, ya. Oleh sebab itu aku italic-kan.
Sekarang, sudah tahu akan kuliah apa dan di mana, tiba-tiba
kepala pusing mikirin ekonomi keluarga. Kamu tidak ingin memberatkan orang tua
dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk kuliah? Don’t panic. For your information, aku juga sudah terdoktrin untuk
bisa membiayai kuliah tanpa menuntut ekonomi keluarga. Dulunya, sebatas mimpi aku
bisa kuliah dibiayai pemerintah jika melihat kemampuan akademisku yang sedikit berbahaya.
Tetapi kenyataannya, aku bisa menikmati bangku kuliah (benar-benar) dengan
bantuan pemerintah. Alhamdulillah, berkat doa dari orang-orang terbaik.
Bro and sista, tahukah kalian? Beasiswa di tingkat perguruan
tinggi itu tidak sedikit. Banyak sekali beasiswa pendidikan tinggi kalau kamu
mau aktif mencari informasi. Yang kentara kita kenal adalah beasiswa bidikmisi.
Apa itu bidikmisi? Simpelnya, bidikmisi adalah akronim dari biaya pendidikan
mahasiswa miskin berprestasi.
Berdasarkan pengetahuanku, setiap tahun di sebuah perguruan
tinggi untuk kuota bidikmisi selalu meningkat. Tetapi tidak semuanya. Yang fluktuatif juga tidak jarang terjadi.
Intinya, kalau kamu memang merasa “BUTUH” kuliah, tetapi kocar-kacir dengan
biaya pendidikan, biaya hidup dan sebagainya, bidikmisi (InsyaAllah) bisa
dijadikan solusi. Selama kamu memenuhi syarat beasiswa bidikmisi, optimis saja
kamu bisa kuliah. Untuk syarat-syarat mahasiswa penerima bidikmisi, kamu bisa searching di internet. Carilah artikel
berisi pedoman penyelenggaraan bidikmisi. Terus di download deh. Hehehe..
Selanjutnya, pingin kuliah, tapi takut tidak bisa
menyesuaikan diri? Atau takut IP rendah? Atau takut akan tuntutan-tuntutan?
Yeah, kamu hidup sudah berapa jam, berapa menit, berapa detik? Apapun yang
pernah terjadi, pada kenyataannya kamu telah dapat melampauinya bukan? Dapat
nilai kecil maupun besar, sama-sama sudah pernah merasakannya bukan? Di dunia
perkuliahan ya begitu juga.. mirip-mirip lah. Hehehe
Mengenai tuntutan-tuntutan, siapa sih makhluk Allah di bumi
yang tidak punya tuntutan? Apalagi manusia. Disadari maupun tidak, nafas kita
ini berisi tuntutan lho. Kita hidup, melakukan banyak hal, itu semua akan
dimintai pertanggungjawaban. Tuntutan itu berlaku untuk semua orang. Dengan
bentuk intensitas yang berbeda tentunya. Kalau mahasiswa, tuntutannya ya tidak
jauh dari tugas-tugas kuliah, tugas-tugas UKM, sama saja dengan masa esema.
Berbedanya, porsi tuntutan seorang mahasiswa jelas lebih krusial sesuai
berkembangnya tingkat kedewasaan.
Next, pingin
kuliah, tapi takut ketemu orang-orang jahat? Takut tidak bisa mawas diri? Takut
salah pilih teman? Takut terjerumus ke jurang kejahilan? Takut tidak bisa
mempertahankan iman?
Kalau mengingat zamanku di masa vacuum of power dari esema menuju universitas, aku suka tersindir
sendiri. Why? Karena aku juga
berpikiran begitu. Aku terlalu nyaman di bangku esema sehingga enggan bila
harus keluar dari zona nyaman itu. Tetapi aku juga sadar bahwa hidup ini
dinamis. Ada kalanya kita perlu berkenalan dengan dunia luar yang luas.
Memang benar, tidak semua orang baik. Orang jahat juga tidak
jarang kita temukan. Tetapi orang jahat pun setidaknya memiliki sisi baik
meskipun porsinya sedikit. Pada kenyataannya, ketakutanku akan hal-hal itu pun
pupus. Dunia nyata tidak sesuram yang ada dalam bayang-bayang ketakutanku
(dulu).
Mawas diri itu penting. Selektif juga diperlukan. Tetapi
jangan berlebihan (sepertiku). hehehe
Kepribadian kita sudah dibentuk sejak dini sampai esema.
Kepribadian baik dalam wujud iman tentunya kita jadikan sebagai benteng
pertahanan. Ketika hendak melakukan apa saja, pikirkan baik-baik, aktivitas itu
akan membuat kita kian dekat dengan Allah atau justru sebaliknya. (Itu jurusku
dalam melawan ketakukan itu)
Okey, sekarang sudah ada bayangan soal dunia kuliah kan? Awas
saja kalau jawab “Tidak”. Tinggal bilang iya apa susahnya sih? (hobi memaksaku
kambuh) hehehe
Kuliah atau tidak ya?
Masih mikir lagi?
Pilih kuliah aja. Why?
Baca artikelku yang berjudul “Kuliah, Siapa Takut!” yaa.. J semoga tercerahkan.
kunjungi link ini :: http://coretanpenaintan.blogspot.co.id/2015/12/kuliah-siapa-takut.html
kunjungi link ini :: http://coretanpenaintan.blogspot.co.id/2015/12/kuliah-siapa-takut.html
like this mba :)
BalasHapusterima kasih mas galih..
BalasHapusmohon masukan konstruktifnya untuk perbaikan coretan yang akan datang..